daun berguguran

salju

Senin, 26 Januari 2015

Pendidikan Remaja Sebaya , Materi PMR Tentang HIV / AIDS



MATERI PRS



MATERI PRS



 







Apakah HIV/ AIDS itu ?

Kita akan membicarakan tentang HIV/ AIDS, penyakit yang sedang mengancam peradaban manusia.
 
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala penurunan kekebalan tubuh, sehingga tubuh rentan terhadap penyakit lain yang mematikan. AIDS disebabkan oleh Virus (Jasad Sub Renik) yang disebut dengan HIV. sedangkan HIV (Human Immunodeficiency Virus) itu sendiri adalah Virus yang menyerang sistim kekebalan tubuh manusia yang menyebabkan timbulnya AIDS.

Orang yang terinfeksi oleh Virus ini tidak dapat mengatasi serbuan infeksi penyakit lain karena system kekebalan tubuhnya menurun atau hilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi terus secara drastis

Siapa sajakah yang dapat mengidap HIV/AIDS ?

Setiap orang, laki-laki atau perempuan, tua maupun muda dari negara manapun juga, agama manapun juga, dapat mengidap HIV. Jadi HIV dan AIDS tidak terbatas pada sekelompok orang, kelamin atau jabatan tertentu

Bagaimana HIV, melemahkan system kekebalan tubuh manusia?

Sasaran penyerangan HIV adalah Sistem Kekebalan Tubuh, terutama adalah sel-sel Limfosit T4. Selama terinfeksi, limfosit menjadi wahana pengembangbiakan virus. Bila sel-sel Limfosit T4 -nya mati, Virus akan dengan bebas menyerang sel-sel Limfosit T4 lainnya yang masih sehat. Akibatnya, daya tahan tubuh menurun.
 

Akhirnya sistem kekebalan tak mampu melindungi tubuh, sehingga kuman penyakit infeksi lain (kadang disebut Infeksi Oportunistik / Infeksi Mumpung) akan masuk dan menyerang tubuh orang tersebut. Bahkan kuman-kuman lain yang jinak tiba-tiba menjadi ganas. Kumannya bisa Virus lain, Bakteri, Mikroba, Jamur, maupun Mikroorganisme patogen lainnya. Penderita bisa meninggal karena TBC, Diare, Kanker kulit, Infeksi Jamur, dll.

Bila seseorang telah seropositif terhadap HIV, maka dalam tubuhnya telah mengandung HIV. Dalam jumlah besar HIV terdapat dalam darah, cairan vagina, air mani serta produk darah lainnya. Apabila sedikit darah atau cairan tubuh lain dari pengidap HIV berpindah secara langsung ke tubuh orang lain yang sehat, maka ada kemungkinan orang lain tersebut tertular AIDS. Cara penularan yang paling umum ialah: senggama, transfusi darah, jarum suntik dan kehamilan. Penularan lewat produk darah lain, seperti ludah, kotoran, keringat, dll. secara teoritis mungkin bisa terjadi, namun resikonya sangat kecil.


Dengan demikian cara-cara penularannya adalah sebagai berikut :

• Penularan lewat senggama :
Pemindahan yang paling umum dan paling sering terjadi ialah melalui senggama, dimana HIV dipindahkan melalui cairan sperma atau cairan vagina. Adanya luka pada pihak penerima akan memperbesar kemungkinan penularan. Itulah sebabnya pelaku senggama yang tidak wajar (lewat dubur terutama), yang cenderung lebih mudah menimbulkan luka, memiliki kemungkinan lebih besar untuk tertular HIV.
 

• Penularan lewat transfusi darah :
Jika darah yang ditranfusikan telah terinfeksi oleh HIV , maka virus HIV akan ditularkan kepada orang yang menerima darah, sehingga orang itupun akan terinfeksi virus HIV. Risiko penularan melalui transfusi darah ini hampir 100 %.

• Penularan lewat jarum suntik :
Model penularan lain secara teoritis dapat terjadi antara lain melalui :
 
Penggunaan akupunktur (tusuk jarum), tatoo, tindikan.
Penggunaan alat suntik atau injeksi yang tidak steril, sering dipakai oleh para pengguna narkoba suntikan, juga suntikan oleh petugas kesehatan liar.

• Penularan lewat kehamilan :
Jika ibu hamil yang dalam tubuhnya terinfeksi HIV , maka HIV dapat menular ke janin yang dikandungnya melalui darah dengan melewati plasenta. Risiko penularan Ibu hamil ke janin yang dikandungnya berkisar 20% - 40%. Risiko ini mungkin lebih besar kalau ibu telah menderita kesakitan AIDS (full blown).
Bagaimana melindungi diri dari penularan AIDS ?

Kita semua, khususnya remaja harus “melindungi diri “ dari AIDS. Karena kalau seorang remaja tertular HIV, maka keseluruhan cita-cita dan masa depan remaja tersebut hancur lebur. Secara mudah, perlindungan dari AIDS dilakukan dengan cara ‘ABC’, ialah:

• [A] : Abstinence) alias PUASA bagi remaja yang belum menikah. Jangan dekat-dekat senggama. Jauhkan diri dari zina. Onani atau masturbasi, merangsang diri sendiri sehingga puas (orgasmus) sebenarnya kurang baik. Namun resikonya paling kecil. Jadi dalam keadaan yang benar-benar tidak kuasa menahan diri dan tidak mampu berpuasa, onani dapat dijadikan jalan keluar. Asal jangan menjadi kebiasaan. Jangan terlalu sering.

• [B] : Be Faithful alias Setia Pasangan Hidup bagi mereka yang sudah menikah. Hanya bersenggama dengan pasangan setianya. Sebagian besar satu suami dengan satu istri. Dalam keadaan khusus satu suami dengan 2-4 istri, namun yang penting kesetiaan dari semua fihak, baik istri maupun suami. Di sinipun, bila suami istri berpisah dalam waktu lama, onani merupakan jalan keluar sementara yang paling tidak beresiko.
 

• [C] Condom alias Kondom bagi mereka yang berada dalam keadaan-keadaan khusus, antara lain ialah para suami atau remaja yang tidak kuat puasa atau setia (atau onani), dan masih terdorong melakukan zina. Pemakaian kondom akan melindungi mereka dari penularan PHS dan AIDS, dan melindungi istri atau pacar mereka dari penularan penyakit. Bagi para pelacur, patut ditumbuhkan motivasi memakaikan kondom pada pasangan kencan mereka.
 

Dalam keadaan darurat, misalnya pasangan suami-istri di mana salah satu menderita PHS, juga AIDS, pemakaian kondom amat dianjurkan untuk mencegah penularan AIDS lebih lanjut kepada pasangannya. Yang penting dalam pemakaian kondom ialah (sambil dipraktekkan) melindungi keseluruhan penis dan dipakai sepanjang proses senggama untuk menghindari sentuhan antara penis dan vagina.

Tambahan perlindungan yang sangat penting ialah:

• Hindari transfusi, dengan selalu berhati-hati. Bila terpaksa ditransfusi, yakinkan bahwa darah yang ditransfusi adalah darah yang telah diperiksa oleh Unit Kesehatan Transfusi Darah (UKTD) PMI sebagai darah bebas HIV (juga bebas hepatitis, malaria dan sifilis).
• Hindari suntik-menyuntik. Sebagian besar obat sama atau lebih efektif diminum daripada disuntikkan. Bila terpaksa disuntik, yakinkah jarum dan tabung suntiknya baru dan belum dipakai untuk orang lain.
• Berhati-hatilah dalam menolong orang luka dan berdarah. Gunakan prosedur P3K yang baku dan aman.
• Bila ada sesuatu tanda atau gejala yang meragukan, secepatnya periksa ke dokter.




Mengetahui Kesehatan Reproduksi

Tuhan menciptakan Pria dan wanita dengan kelamin yang berbeda, tidak lain adalah untuk melaksanakan tugas reproduksi. Dalam tugas reproduksi ini dalam rangka memelihara kelangsungan hidup manusia di bumi untuk membawa rahmat dan kesejahteraan. Oleh karena itu, menjadi kewajiban kita untuk memelihara dan menjaga kesehatan alat reproduksi kita masing-masing.

Fungsi Reproduksi :

Reproduksi merupakan kemampuan seseorang yang berfungsi untuk berketurunan sebagai bagian dari upaya pelestarian kehidupan manusia sesuai dengan kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa. Untuk tujuan mulia itu manusia diberi alat-alat reproduksi.


Bagaimanakah alat dan fungsi Reproduksi pada Pria ?

Alat reproduksi pria terdiri atas bagian dalam maupun bagian luar. Alat reproduksi bagian luar terdiri atas : (1). Buah zakar (Penis) dan (2). Skrotum (Kantung buah pelir). Sedangkan alat reproduksi bagian dalam terdiri atas : (3). Sepasang Buah Pelir (Testis), (4). Saluran reproduksi (Vas Deferens), (5). Kelenjar kelamin, (6). Saluran kemih penis (Uretra Penis). Uretra Penis merupakan saluran kemih sekaligus saluran ejakulasi berupa muara terusan dari Saluran Reproduksi (Vas Deferens), (7). Kandung Kemih (Vesika Urinaria), Kandung Mani (Vesika Seminalis). Pertemuan muara saluran tersebut tepat pada sekitar daerah Kelenjar Postrat. Buah pelir (Biji kemaluan) ini berfungsi untuk mengha¬silkan sel kelamin pria (sperma) dan hormon testosteron. Kelenjar kelamin menghasilkan getah kelamin. Sperma dan getah kelamin tersebut dinamakan Air Mani yang disimpan dalam kan¬tung mani dan dipancarkan keluar melalui uretra penis (saluran kemih di penis).


Bagaimanakah alat dan fungsi Reproduksi pada Wanita?

Alat dan fungsi reproduksi wanita terdiri atas bagian dalam dan bagian luar. Alat reproduksi bagian luar terdiri atas : (1). Celah Luar (Vulva), (2). Sepasang Bibir Besar (Labium Mayora) dan (3). Bibir Kecil (Labium Minora) yang terdapat disebelah kanan kiri Vulva. Di sebelah dalam dari Vulva terdapat (4). Kelentit (Clito¬ris), semacam Penis pada pria yang tumbuh mengecil, namun sangat peka karena penuh urat syaraf. Ke Vulva ini bermuara dua saluran, yaitu (5). Saluran Kemih dan (6). Liang Senggama (Vagina). Didalam vagina (tepatnya dimulut vagina) terdapat adanya (7). Selaput dara (Hymen). Alat reproduksi bagian dalam terdiri atas: (8). Sepasang Indung Telur (Ovarium), (9). Sepasang Saluran Reproduksi (Tuba Fallopi), serta (10). Rahim (Uterus). Di dalam Ovarium terdapat gelembung folikel penghasil sel telur (ovum). Setiap bulan, salah satu (kadang lebih) ovum akan masak dan diovulasikan keluar menuju ke Tuba Fallopi. Buah dada juga disebut alat reproduksi, karena disiapkan untuk menyusui bayi hasil kelahiran. Keseluruhan alat reproduksi, termasuk buah dada, dan daerah-raerah sekitarnya sangat sensitif dan mudah dirangsang. Kadang disebut daerah erotik.


Apakah Infeksi Menular Seksual (IMS)

Berbagai jenis Infeksi menular seksual (IMS) serta HIV/ AIDS sangat berpengaruh pada tingkat kesehtan seseorang pada umumnya dan kondisi kesehatan reproduksi pada khususnya karena pada umunya berbagai penyakit IMS dan HIV/AIDS berkaitan langsung dengan system reproduksi manusia.

Infeksi Menular Seksual adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. IMS akan lebih beresiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal.

IMS perlu mendapat perhatian, karena IMS dapat menyebabkan infeksi alat reproduksi yang harus dianggap serius. Bila tidak diobati secara tepat, infeksi dapat menjalar dan menyebabkan penderitaan, sakit berkepanjangan, kemandulan dan kematian. Untuk remaja perempuan, perlu disadari bahwa resiko untuk terkena IMS lebih besar daripada laki-laki sebab alat reproduksinya lebih rentan. Dan seringkali berakibat lebih para karena gejala awal tidak segera dikenali, sedangkan penyakit melanjut ke tahap lebih parah.
Apakah Jenis-jenis Infeksi Menular Seksual (IMS) yang umum terjadi di Indonesia?
 

1. GO (GONOROE) ATAU KENCING NANAH
Penyebab: kuman gonokokus.
Masa tunas: 1-5 hari.
Tanda/gejala: - Mulai rasa gatal pada penis,
 
- keluar nanah, akhirnya penis bisa hancur.
Pada wanita sering tanpa gejala. Bila gawat, radang kelenjar di Labia Mayor.
Bayi lahir bisa buta bila ketularan.
Pengobatan: penisilin dan antibiotika lain, bisa sembuh dengan sempurna.

2. SIFILIS (RAJA SINGA)
Penyebab: Treponema pallidum
Masa tunas: 2-4 minggu
Tanda/gejala: tahap-1 : luka di kemaluan, hilang dalam beberapa hari
tahap-2 : demam, sakit kelenjar
 
tahap-3 : (beberapa tahun) benjolan di kulit, pelunakan tulang, kerusakan syaraf dan otot (jalan seperti ayam jantan).
Pengobatan: penisilin dan antibiotika lain; pengobatan dini berhasil baik, bila
 
terlambat, tak bisa sembuh.

3. AIDS : dibahas dalam Modul yg terpisah.

4. Infeksi Menular Seksual (IMS) Lain (umumnya tidak terlalu berbahaya).
* Ulkus Molle: disebabkan kuman hemofilus, banyak benjolan merah dan sakit di sekitar kemaluan.
* Limfogranuloma Venereum: disebabkan virus, berupa benjolan kecil di sekitar kemaluan, mudah pecah, mudah menyebar ke mana-mana.
* Herpes Genitalis: disebabkan Virus Herpes, berupa gelembung berair di sekitar kemaluan, mudah ditulari penyakit lain yang bisa menjadi berbahaya.
* Kondiloma Akuminata : disebabkan virus, menimbulkan banyak kutil di sekitar kemaluan.
* Kandidiasis genetalis : disebabkan oleh jamur Candida albicans pada alat
 
kelamin
* Trikomoniasis : disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis dan menyerang saluran kemih
 

Kebijakan PMI bidang HIV/AIDS
 
Pada saat Musyawarah Nasional XVIII PMI yang dilaksanakan Akhir tahun 2004 telah menyusun Pokok-pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI 2004 – 2009, yang merupakan pengejawantahan kebijakan konseptual atas kesamaan persepsi, gerak dan langkah PMI untuk perubahan dan kemajuan positif dimasa mendatang. Dengan hasil antara lain, Bidang Pelayanan Kesehatan dan Sosial dengan ruang lingkup kebijakan Bidang Penanganan HIV/ AIDS.

a. Melakukan advokasi program PMI di bidang HIV/AIDS dan Napza untuk internal PMI dan juga untuk eksternal PMI
b. Mendukung kampanye nasional dan internasional terhadap anti stigma dan diskriminasi
c. Mempromosikan tiga (3) pilar pendekatan (pencegahan, anti stigma dan diskriminasi, perawatan dan dukungan) dalam program HIV/ AIDS PMI


Tiga Pilar dan GIPA principle penanggulangan bidang HIV/ AIDS
 

Sesuai dengan kebijakan di lingkungan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, maka kegiatan-kegiatan di seputar penanggulangan HIV/AIDS mengacu pada tiga pilar, meliputi :
 
1. Pencegahan (Prevention)
2. Perawatan dan Dukunga (Care and Support)
3. Anti stigma dan diskriminasi (Non stigma and discrimination)

Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan ketiga pilar tersebut kita mengenal istilah GIPA Principle (Greter Involvement of People with AIDS), adalah suatu prinsip/ asas yang menganjurkan keterlibatan ODHA secara lebih besar. GIPA di deklarasikan dalam KTT tentang AIDS di Paris 1994 dimana Indonesia termasuk Negara yang menanda tangani deklarasi tersebut.

Kegiatan di bidang HIV/AIDS

1. Preventif (Pencegahan)
Meliputi kegiatan:
a. Advokasi
terhadap Penguru dan staf PMI, Pemda, Sekolah dan Tokoh masyarakat
b. Sosialisasi/ promosi (KIE),
dilingkungan sekolah/ kampus, pusat keramaian, High risk Group, Radio dan media cetak
c. Jejaring,
Koordinasi (stakeholder, NGO’s), Kerjasama (Pemko, NGO’s, Lembaga Donor)
d. Community Intervention
e. Behavioral Change Comunication
f. Pendidikan Sebaya
 

2. Perawatan dan dukungan (Care and Support)
Meliputi kegiatan:
g. Information Center
h. Hotline HIV/AIDS
i. Home Base Care
j. Counseling Pre dan Post Donor
k. Rujukan Odha ke rumah sakit
l. Support Odha di RS
m. Penyediaan Darah dan produk darah Aman HIV (Screening)

3. Anti Stigma dan diskriminasi terhadap Odha
Meliputi kegiatan:
 
a. Menyelenggarakan lomba-lomba yang melibatkan Odha sebagai OC dan masyarakat umum sebagai sasaran
b. Memberdayakan Odha sebagai relawan PMI
 
c. Menghadirkan Odha dan Ohida pada acara dukungan terhadap Odha dan Penyuluhan-penyuluhan HIV/AIDS
d. Pemasangan Banner seruan-seruan PMI Peduli HIV dan anti stigma & diskriminasi terhadap Odha (Banner, kartu pos, kartu ucapan)
e. Malam renungan Aids
f. Aids Walk PMI Peduli Aids
g. Conser music Peduli Odha




MATERI PRS



MATERI : PENDIDIKAN REMAJA SEBAYA(PRS)
1 Remaja Indonesia Pertama Kali Berhubungan Sex di Usia 18 Tahun
1. Remaja Indonesia Pertama Kali Berhubungan Seks Di Usia 18 Tahun

Remaja merupakan kelompok risiko tinggi terhadap kehamilan yang tidak diinginkan serta berbagai penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Hal tersebut dijumpai pada remaja hampir di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Berdasarkan data Studi Mengenai Perilaku Seksual Kawula Muda di empat kota besar di Indonesia, terungkap rata-rata remaja melakukan hubungan seksual pertama kali pada usia 18 tahun.

Studi yang dilakukan di tahun 2005 dengan mewawancarai 474 responden berusia 15-24 tahun di Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan ini juga menyatakan sebagian besar responden (66 %) remaja mengaku bahwa hubungan seks tersebut bukan perbuatan yang direncanakan sebelumnya sehingga tidak memakai alat kontrasepsi. Selain itu, 40 persen responden menjawab hubungan seks itu dilakukan di rumah.

Hampir separuh responden yang memiliki pengetahuan yang memadai mengenai masalah seksual dan kesehatan reproduksi, seperti bagaimana kehamilan terjadi, kontrasepsi atau penularan penyakit menular seksual. "Mayoritas anak muda di Indonesia belajar tentang seks melalui film porno dan dari teman-temannya," kata Pierre Frederick, Brand Manager Kondom Sutra dan Fiesta.

Temuan ini semakin menguatkan pentingnya pemberian informasi yang benar kepada para remaja agar mereka dapat membuat keputusan yang baik untuk kesehatan seksual mereka. Survei tersebut dilakukan oleh DKT Indonesia, lembaga non-profit Amerika yang bergerak di bidang pemasaran sosial untuk pencegahan HIV dan kehamilan yang tidak diinginkan.

2.Penduduk Amerika Serikat Mulai Bercinta di Usia PraRemaja

Penduduk AS Mulai Bercinta di Usia Pra- Remaja

Washington, Sabtu - Hanya 4 persen orang Amerika berusia dewasa yang masih virgin atau belum pernah bercinta. Sisanya mengaku sudah mulai melakukan seks sejak usia sangat muda. Demikian menurut sebuah survei tentang kesehatan yang dilakukan oleh The National Center of Health Statistics, AS, terhadap 6000 orang di Amerika.

Survei tersebut juga mencatat sebanyak 5 persen responden menggunakan narkoba seperti kokain. Sementara itu sebanyak 19 persen telah mencoba berbagai posisi hubungan seks termasuk oral dan anal seks sebelum mereka berusia 20 tahun. "Ini adalah hal yang perlu diperhatikan karena perilaku seksual yang beresiko akan menyebabkan penularan penyakit dan kehamilan yang tidak diinginkan," kata Dr.Kathryn Porter dari lembaga survei tersebut.

Penduduk negeri paman Sam yang termasuk dalam orang hispanic (negara latin) kulit hitam yang disurvei menjawab melakukan seks pertama kali sebelum berusia 15 tahun. Sedangkan hispanic berkulit putih sebanyak 14 persen. Sementara itu 45 persen perempuan dan 24 persen pria keturunan Meksiko - Amerika yang disurvei mengaku masih perawan.

Lembaga survei tersebut mengklaim survei yang mereka lakukan merupakan survei tentang perilaku seksual dan narkoba yang paling jujur karena mereka menggunakan metode survei baru dan dilakukan lewat internet. "Jawaban mereka kami jamin kerahasiannya. Para responden kami mendengar pertanyaan lewat headset dan menjawab dengan menyentuh layar komputer," kata Kathryn.

Survei yang dilakukan antara tahun 1999 dan 2002 itu juga menunjukkan 46 persen pria kulit hitam mengaku memiliki pasangan seks hingga 15 orang selama hidupnya. Semakin muda usia responden mulai melakukan seks, semakin banyak pasangan tidur mereka.

3 Remaja Sasaran Empuk Industri Rokok

Remaja, Sasaran Empuk Industri Rokok

Sekelompok remaja berseragam sekolah duduk-duduk di ujung jalan. Bersenda gurau dan asyik berbagi cerita, sesekali mengisap sebatang rokok yang terjepit di jari tangan kanannya. Lelap mereka dalam perbincangan seru seraya mengepulkan asap rokok.

Ini bukan lagi pemandangan yang jarang terlihat, bahkan pemandangan itu sudah dianggap biasa oleh sebagian besar penduduk Jakarta. Pahit dan menyedihkan, asap rokok itu sudah merasuk ke paru-paru kalangan remaja Indonesia.

Kenyataannya, berdasarkan survei yang dilakukan Global Youth Tobacco Survey (GYTS) Indonesia tahun 2006 yang dilakukan terhadap remaja berusia 13-15 tahun, sebanyak 24,5 persen remaja laki-laki dan 2,3 persen remaja perempuan merupakan perokok, 3,2 persen di antaranya sudah kecanduan. Bahkan, yang lebih mengkhawatirkan, 3 dari 10 pelajar mencoba merokok sejak mereka di bawah usia 10 tahun.

Apa yang salah dengan anak-anak dan remaja Indonesia? Mereka memang menjadi sasaran empuk bagi industri rokok. Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Widyastuti Soerojo pada lokakarya "Understanding Tobacco Industry Through Their Own Top Secret Documents", Selasa (6/11) di Jakarta, mengatakan, industri rokok memanfaatkan karakteristik remaja, ketidaktahuan konsumen, dan ketidakberdayaan mereka yang sudah kecanduan merokok.

Mengutip dokumen "Perokok Remaja: Strategi dan Peluang", RJ Reynolds Tobacco Company Memo Internal, 29 Februari 1984, yang dipresentasikan anggota Komisi Nasional Perlindungan Anak, Dina Kania, dikatakan, perokok remaja telah menjadi faktor penting dalam perkembangan setiap industri rokok dalam 50 tahun terakhir karena mereka adalah satu-satunya sumber perokok pengganti. Jika para remaja tidak merokok, industri akan bangkrut sebagaimana sebuah masyarakat yang tidak melahirkan generasi penerus akan punah.

Kebebasan dan berontak

Karakteristik remaja yang erat dengan keinginan adanya kebebasan, independensi, dan berontak dari norma-norma dimanfaatkan para pelaku industri rokok dengan memunculkan slogan-slogan promosi yang mudah tertangkap mata dan telinga serta menantang.

Menurut riset yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan tahun 2006, sebanyak 9.230 iklan terdapat di televisi, 1.780 iklan di media cetak, dan 3.239 iklan di media luar ruang, seperti umbul-umbul, papan reklame, dan baliho.

Dengan gencarnya iklan yang dilakukan oleh industri rokok, berdasarkan GYTS Indonesia tahun 2006, sebanyak 92,9 persen anak-anak terekspos dengan iklan yang berada di papan reklame dan 82,8 persen terekspos iklan yang berada di majalah dan koran.

Slogan-slogan ini tidak hanya gencar dipublikasikan melalui berbagai iklan di media elektronik, cetak, dan luar ruang, tetapi industri rokok pada saat ini sudah masuk pada tahap pemberi sponsor setiap event anak muda, seperti konser musik dan olahraga.

Hampir setiap konser musik dan event olahraga di Indonesia disponsori oleh industri rokok. Dalam event tersebut mereka bahkan membagikan rokok gratis atau mudah mendapatkannya dengan menukarkan potongan tiket masuk acara tersebut.

Kedekatan remaja dengan rokok tidak hanya dikarenakan gencarnya iklan rokok di media, tetapi mulai dari lingkungan terkecilnya (keluarga). "Tahun 2004 hampir tiga perempat dari rumah tangga di Indonesia memiliki anggaran belanja rokok, artinya minimal ada satu perokok di dalam rumah," ujar Widyastuti. Ia menambahkan, setidaknya 64 persen remaja berusia 13-15 tahun terpapar asap rokok di dalam rumah.

Bahaya merokok

Jumlah konsumsi rokok di Indonesia, menurut the Tobacco Atlas 2002, menempati posisi kelima tertinggi di dunia, yaitu sebesar 215 miliar batang. Mengikuti China sebanyak 1,634 triliun batang, Amerika Serikat sebanyak 451 miliar batang, Jepang sebanyak 328 miliar batang, dan Rusia sebanyak 258 miliar batang.

Tidak seharusnya kita bangga dengan "prestasi" yang kita miliki karena di balik itu serentetan penyakit yang berujung kematian menghantui. Dalam satu kandungan sebatang rokok setidaknya terdapat 4.000 zat kimia dan 43 zat karsinogenik, dengan 40 persennya beracun seperti hidrokarbon, karbon monoksida, logam berat, tar, dan nikotin yang berefek candu.

Setiap tahunnya angka kematian di dunia mencapai lima juta orang diakibatkan berbagai penyakit yang disebabkan rokok, seperti kanker paru-paru dan penyakit jantung.

"Berdasarkan survei WHO, kematian pada 2030 mencapai 10 juta orang," ujar Direktur Pengendalian Penyakit Direktorat Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan Tjandra Yoga Aditama.

Di Indonesia, menurut Demografi Universitas Indonesia, sebanyak 427.948 orang meninggal di Indonesia rata-rata per tahunnya akibat berbagai penyakit yang disebabkan rokok.

Pencegahan

Adanya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan dipandang tidak cukup efektif baik dalam mencegah maupun menanggulangi bahaya merokok. Alasannya, dalam undang-undang itu tidak ada ketentuan bagi industri rokok untuk membatasi kadar nikotin dan tar dalam rokoknya.

Padahal, pembatasan itu sempat dilakukan di Peraturan Pemerintah No 81/1999 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan yang direvisi atas desakan petani tembakau dan industri rokok.

"Satu-satunya alat yang efektif adalah undang-undang. Mengapa bisa efektif karena minimal ini bisa menjawab alasan industri yang mempertanyakan undang-undang yang mengaturnya. Jadi, undang-undang sangat penting," ujar Widyastuti.

Ia mencontohkan, salah satu produsen rokok yang dimintanya untuk melampirkan peringatan kesehatan dengan menggunakan gambar (visual), seperti di Thailand, menolak dengan alasan tidak ada undang-undang yang mengaturnya.

"Pengendalian dampak tembakau tidak berarti akan menurunkan pendapatan negara, justru sangat diharapkan agar pemerintah menaikkan harga dan cukai setinggi-tingginya untuk meningkatkan pendapatan negara. Kebijakan ini sekaligus dapat menurunkan konsumsi rokok walaupun tidak serta merta karena rokok adalah adiktif, minimal mencegah semakin banyak jatuhnya korban perokok remaja," ujar Widyastuti merujuk pada harga jual rokok di Indonesia yang hanya Rp 9.000 jauh lebih rendah dibandingkan dengan di Singapura seharga 11 dollar Singapura (Rp 66.000).

Berbeda dengan Widyastuti, pakar sosiologi Imam Prasodjo yang bertindak sebagai moderator di lokakarya itu justru mengedepankan pentingnya pendekatan melalui keluarga. "Mungkin ibu-ibu yang bisa menjadi solusinya karena mereka pasti ingin melindungi anak-anaknya dari bahaya rokok, bisa dilakukan pendekatan dengan memberi tahu bahayanya," ujarnya.

Disadari atau tidak, remaja di Indonesia sudah tereksploitasi oleh industri rokok, menjadi pangsa pasar terempuk untuk menggantikan banyak kematian pelanggan setia mereka. Siapa lagi yang bisa mencegah kalau bukan kita.... (A15)

4.Testoteron Membuat Pria Lebih Suka Lelucon

Testosteron Membuat Pria Lebih Suka Lelucon

London, Jumat - Tahukah Anda mengapa para pria lebih senang berkelakar atau menyukai lelucon ketimbang wanita? Jawabannya mungkin terletak pada hormon testosteron. Hormon khas pria inilah yang menurut para ahli membuat kaum Adam lebih menyenangi humor.

Menurut penjelasan Profesor Sam Shuster, dari Norfolk and Norwich University Hospital, kepada BBC, Jumat (21/12), kaum pria memang secara alami lebih suka berkelakar ketimbang wanita. Bahkan terkadang lelucon ini cenderung lebih agresif.

Sebelum sampai pada kesimpulannya, Shuster meneliti bagaimana jenis kelamin (gender) bereaksi terhadap hobi yang menghibur. Dari perilakunya, para wanita cenderung lebih senang membesarkan hati atau berkomentar dengan pujian.
 

Sedangkan pria justru berperilaku berbeda. Mereka lebih senang mencemooh dan pria muda bahkan tercatat lebih agresif, ungkap Shuster yang mempublikasikan risetnya dalam British Medical Journal.

Riset sebelumnya pernah mengungkapkan bahwa wanita dan pria memiliki perbedaan dari cara mereka mengapresiasi humor. Wanita cenderung jarang berkelakar ketimbang pria. Selain itu fakta membuktikan komedian pria juga lebih banyak ketimbang wanita.
Lebih agresif
Professor Shuster dalam risetnya mengungkapkan bahwa pria cenderung lebih suka menggunakan humornya secara agresif dengan membuat rekannya menjadi obyek lelucon. Dan agresi ini - yang secara umum dipertimbangkan sebagai karakter yang lebih maskulin -berhubungan dengan hormon testosteron saat dalam kandungan.

Shuster percaya bahwa humor yang tercipta dari agresi ini disebabkan oleh kehadiran hormon khas pria. Selama risetnya, ia mendokumentasikan reaksi lebih dari 400 individu terhadap lelucon yang disuguhkan komedian unicycling (sepeda roda satu) jalanan di Newcastle .

Hampir setengahnya dari individu tersebut merespon secara verbal dan kebanyakan dari mereka adalah pria . Hanya sedikit dari wanita yang mencela atau membuat lelucon, sedangkan 75 persen pria mencoba berkelakar - dengan misalnya berteriak "Mau copot roda Anda!"

Mengejek dan mencemooh
Seringkali para pria juga membuat komentar bernada ejekan. Pria muda yang kebetulan lewat memakai mobil bahkan lebih agresif. Mereka membuka jendela mobil dan berteriak dengan kasar
 


Namun begitu jenis perilaku ini pada pria lebih tua cenderung menurun. Mereka lebih suka mengeluarkan komentar yang lebih menghargai, seperti halnya kebanyakan wanita.

"Ide bahwa secara intrinsik unicycling itu lucu tidak dapat menjelaskan temuan ini. Penjelasan yang paling sederhana adalah itu merupakan pengaruh hormon pria testosteron," terang Professor Shuster.

Sementara itu, psikolog dari University of Northumbria, Dr Nick Neave, melakukan riset mengenai pengaruh fisik, perilaku dan psikologis dari testosteron. Ia berpendapat, pria memberi respon lebih agresif karena mereka melihat pesepeda unicycling sebagai pria lain yang mendatangkan ancaman, yakni dapat mengalihkan perhatian wanita dari mereka sendiri.